Rahasia Terbang Para Serangga  

Posted by: Priyanka Kusuma Wardhani in


Pernahkah sekali waktu terbesit di pikiran kita tentang pertanyaan...:
"Bagaimana kupu-kupu bisa terbang maju sedangkan sayapnya mengepak keatas-kebawah?" "Bagaimana seekor ganjur mampu mengepakkan sayapnya hingga 1000 kali per sekon?" Sejumlah penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan terhadap perangkat penerbangan serangga akan membuat kita semakin takjub akan kebesaran Tuhan. Tuhan mampu menciptakan kerumitan serangga yang kecil sekalipun. Dan semoga ini akan membuat kita semakin taat beribadah kepada Tuhan.

Lalat termasuk sekian dari hewan yang disebut dalam Al-Qur’an, yang menjadi bukti bahwa Tuhan sungguh Maha Kuasa. Di dalam surat Al-Hajj ayat ke-73, Allah berfirman:
“Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah. (Qs. Al Hajj, 27:73)

Otot terbang dari banyak serangga mengerut sangat kuat akibat rangsangan yang ditimbulkan saraf-saraf yang mengendalikan pada setiap gerakan. Sinyal-sinyal kiriman setiap saraf menyebabkan otot-otot terbang mengerut. Dengan bekerja bergantian, tidak saling berlawanan, dua kelompok yang dinamakan elevator(pengangkat) dan depressor(penurun) memungkinkan sayap-sayap terangkat dan mengepak ke bawah. Belalang mengepakkan sayapnya 12 hingga 15 kali per sekon. Lebah madu dan tawon mengepakkan sayapnya antara 200 hingga 400 kali per sekon untuk dapat terbang. Lebih menakjubkan lagi, sejumlah serangga yang berukuran “mini”, yaitu yang berukuran hanya 1 milimeter, harus mengepakkan sayap hingga 1000 kali per sekon! Subhanallah.

Sebuah saraf serangga mampu mengirim paling banyak 200 sinyal per sekon. Saraf ini bekerja tidak pernah salah dalam mengirim sinyal. Begitu juga dengan otot-otot serangga tidak pernah salah dalam menerjemahkan perintah.

Pada jenis seperti lalat dan lebah, otot-otot yang memungkinkan terbang bahkan tidak menempel pada pangkal sayap! Otot-otot ini melekat pada dada melalui pengait yang berperan seperti engsel. Otot-otot yang mengangkat sayap ke atas melekat pada permukaan atas dan bawah dada. Sedangkan otot-otot yang bekerja menimbulkan gerakan ke bawah tidak melekat langsung pada sayap, tapi bekerja di sepanjang dada.

Engsel sayap ini tersusun atas protein khusus yang disebut resilin. Resilin mempunyai kelenturan yang luar biasa. Karena lebih lentur daripada karet alami maupun karet buatan. Resilin mampu menyimpan hampir keseluruhan energi yang dikenakan padanya, dan ketika gaya menekannya dihilangkan, resilin mampu mengembalikan keseluruhan energi itu. Jadi, efisiensi resilin dapat mencapai 96%. Saat sayap terangkat, sekitar 85% energi yang dikeluarkan disimpan untuk saat berikutnya. Permukaan dada dan ototnya telah diciptakan untuk memungkinkan terjadi pengumpulan energi. Namun, energi ini sebenarnya disimpan pada resilin.

Serangga tidak hanya membutuhkan gerakkan ke atas dan ke bawah saja untuk bias terbang dengan mulus. Sayap haruslah mengubah sudut gerakannya di setiap kepakannya. Sayap-sayap serangga memiliki kelenturan berputar yang khas, yang disebut direct flight muscles(otot-terbang-kemudi) atau disingkat DFM. DFM ini menghasilkan gaya-gaya yang diperlukan untuk terbang.

Masalah terbesar yang dihadapi serangga ketika terbang adalah hambatan udara. Maka dari itu, serangga yang memiliki sayap tak lebih dari 1 milimeter, harus mengepakkan sayap 1000 kali per sekon.

Banyak jenis serangga memperhatikan apa yang ditangkap penglihatannya seperti garis kaki langit(horizon) untuk menentukan arah terbang dan tujuan akhir. Untuk mengokohkan keseimbangan kedudukannya, serangga-serangga ini diciptakan dengan rancangan khusus yang luar biasa. Walaupun hanya memiliki sepasang sayap, tapi di sisi belakang masing-masing sayap terdapat tonjolan melingkar yang dikenal sebagai halter(pengekang). Pengekang ini bergetar bersama sayap depan. Saat serangga hendak mengubah haluan terbangnya, tonjolan sayap ini mencegah menyimpang dari jalur perjalanannya.

Subhanallah! Seluruh pengetahuan yang terpapar hanya berkutat pada beberapa serangga saja. Sedangkan serangga di Bumi ini berjumlah kurang lebih 10 juta species. Dari keistimewaan luar biasa makhluk kecil ini, seseorang tentu akan semakin kagum terhadap kebesaran Allah yang tak terhingga. (sumber:www.harunyahya.com)


This entry was posted on Sabtu, September 13, 2008 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

2 komentar

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Posting Komentar